≡ 8 politisi Prancis yang telah menandai sejarah》 kecantikannya
Dari mendapatkan hak untuk memilih wanita pada tahun 1944 hingga munculnya gerakan #MeToo, peran perempuan dalam politik di Prancis telah mengalami perkembangan yang signifikan.
Dari mendapatkan hak untuk memilih wanita pada tahun 1944 hingga munculnya gerakan #MeToo, peran perempuan dalam politik di Prancis telah mengalami perkembangan yang signifikan. Munculnya paritas politik telah meningkatkan keberadaan perempuan di bidang politik. Proyektor pada delapan politisi Prancis yang memainkan peran utama dalam sejarah politik negara itu. Komitmen dan tekad mereka telah membuka jalan bagi wanita lain untuk mengguncang status quo dan secara positif mempengaruhi masyarakat Prancis.
Simone Veil: Pahlawan Ketahanan
Simone Veil, selamat dari kengerian kamp konsentrasi Auschwitz, mewujudkan ketahanan dalam menghadapi kesulitan. Setelah perang, ia melakukan studi hukum dan terlibat dalam politik. Sebagai Menteri Kesehatan pada tahun 1974, ia memperjuangkan hak aborsi, sehingga mengumumkan hukum yang menyandang namanya. Kariernya berlanjut ke Parlemen Eropa, Dewan Konstitusi dan Akademi Prancis, sehingga menandai sejarah politik Prancis. Simone Veil sekarang bertumpu di Pantheon, simbol pengakuan atas kontribusinya yang tak ternilai bagi bangsa.
Martine Aubry: The Visionary of the 35 -jam minggu
Putri Jacques Delors, seorang tokoh Eropa terkemuka, Martine Aubry adalah pewaris komitmen politik keluarganya. Sebagai Menteri Ketenagakerjaan dan Solidaritas, ia mengatur minggu 35 jam, ukuran simbol untuk mengurangi waktu kerja di Prancis. Walikota Lille sejak tahun 2001, dia telah mampu menunjukkan kemampuannya untuk membuat visi politiknya dalam pelayanan kota dan warganya.
Edith Cresson: Perdana Menteri Wanita Pertama
Édith Cresson menandai sejarah politik Prancis dengan menjadi perdana menteri pertama pada tahun 1992, di bawah kepresidenan François Mitterrand. Meskipun mandat kurang dari setahun, ia memecahkan langit -langit kaca, sehingga membuka jalan bagi wanita lain untuk menempati posisi kekuasaan di pemerintah Prancis.
Anne Hidalgo: Wanita pertama yang mengarahkan Paris
Anne Hidalgo menandai sejarah politik dengan menjadi wanita pertama yang terpilih sebagai walikota Paris pada tahun 2014, sebelum dipilih kembali pada tahun 2020. Perannya sebagai walikota ibukota Prancis memberinya ketenaran yang signifikan dan membuka peluang untuk mencalonkan diri sebagai kepresidenan dari tersebut Republik pada tahun 2022.
Eva Joly: Pengacara berkomitmen untuk lingkungan
Seorang pengacara yang terlibat dalam urusan media, Eva Joly juga membedakan dirinya dalam politik. Sebagai wakil dan kandidat Eropa untuk pemilihan presiden 2012 untuk ekologi Eropa Les Greens, ia berkampanye untuk perlindungan lingkungan dan hak asasi manusia, sehingga membantu membuat opini publik sadar akan masalah -masalah penting ini.
Christine Lagarde: Karier yang Terhormat di Lembaga Internasional
Christine Lagarde telah menempuh jalan yang mengesankan di dunia bisnis dan politik. Presiden wanita pertama dari firma hukum Baker McKenzie, Menteri Ekonomi Wanita Pertama di Prancis dan wanita pertama yang memimpin Dana Moneter Internasional dan kemudian Bank Sentral Eropa, ia selalu mendorong batasan bagi perempuan di bidang politik dan ekonomi .
Ségolène Royal: Contender for the Presidency
Ségolène Royal, tokoh lambang dari Partai Sosialis, menandai sejarah politik Prancis dengan melewati putaran pertama pemilihan presiden pada tahun 2007. Meskipun dia tidak memenangkan kepresidenan, pencalonannya telah menunjukkan bahwa perempuan dapat bercita -cita untuk fungsi politik paling tinggi di Prancis di Prancis .
Christiane Taubira: Pembela Hak dan Kesetaraan
Christiane Taubira telah mencurahkan karir politiknya untuk mempertahankan hak dan kesetaraan di Prancis. Ia dikenal karena komitmennya terhadap pernikahan untuk semua, yang mengarah pada legalisasi pernikahan homoseksual pada tahun 2013. Warisan politiknya diilhami dengan komitmen yang mendalam terhadap keadilan sosial dan persamaan hak.
Delapan politisi Prancis ini menginspirasi contoh kepemimpinan, keberanian dan tekad. Mereka membuka jalan bagi representasi perempuan yang lebih seimbang dalam politik sambil membentuk sejarah politik Prancis. Warisan mereka terus berlanjut dan terus mempengaruhi generasi mendatang dengan mendorong perempuan untuk masuk ke politik dan untuk membidik kesetaraan gender di semua bidang masyarakat.